Kamis, 10 Maret 2016

Eksotika Grojogan Sewu, Tawangmangu

Tawangmangu, kecamatan yang terletak di kaki Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, menyimpan beragam destinasi wisata yang layak mendapat perhatian bagi para traveler. Ada candi-candi peninggalan kerajaan dahulu (saya nggak tau peninggalan kerajaan mana, soalnya bukan itu yang jadi destinasi saya ke Tawangmangu), agrowisata di perkebunan sayur dan buah, Taman Bale Kambang yang terkenal dengan miniatur dunia (sekilas terlihat ada miniatur Merlion, landmark Singapura, nggak tau lainnya apa lagi ), pemandangan alam yang luar biasa berupa penampakan puncak Gunung Lawu, bukit-bikit di sekeliling gunung yang ditumbuhi pepohonan pinus, dan ladang-ladang penduduk yang penuh dengan sayuran, dan tentu saja yang selalu ada di setiap gunung, air terjun. Ada beberapa air terjun yang mengalir dari Gunung Lawu, namun yang paling terkenal, tentu saja Grojogan Sewu. 

Setelah dua kali gagal menyambangi Tawangmangu yang terkenal dengan Grojogan Sewu-nya itu, akhirnya tanggal merah kali ini jadi juga mengunjungi air terjun yang namanya lumayan melegenda itu. Perjalanan saya diawali dengan menunggu kedatangan partner saya dari Kota Semarang, sebut saja namanya Mas Agus. Pukul 8.30, si Mas nyampe juga di Salatiga, dan kamipun langsung memacu motor menuju Karanganyar.

Sampai di Pasar Kleco, Surakarta, kami mampir dulu ke tempat saudara Mas Agus untuk berganti motor. Soalnya, menurut kabar dari saudara Mas Agus, motor matic agak susah nanjak ke Tawangmangu. Naahh.. ini motor saya matic, jadi harus pinjem motor bebek saudara maz Agus. Tapi tenang saja bagi yang mau berkendara memakai matic, sebenarnya tetep kuat kok nanjak sampai Tawangmangu, tergantung kelincahan yang bawa motor aja. 
Pukul 11.00 kami berangkat dari Kleco, dan sampai Tawangmangu pukul 12.15 .. Terhitung lumayan lama sih perjalanan kami, soalnya kami jalan pelan sambil menikmati perjalanan sih. Dan memang, memasuki kawasan Tawangmangu, kami disuguhi pemandangan indah yang menakjubkan. Deretan pegunungan di kaki Gunung Lawu di kejauhan tampak samar, karena cuaca mendung berkabut. Namun, hamparan ladang penduduk sangat memanjakan mata. Petak-petak ladang dengan beragam jenis sayuran berwarna hiaju berpadu dengan petak tanpa tanaman yang berwarna coklat, sangat mengagumkan.
Petak ladang penduduk yang tertata rapi meski lahannya curam
Mendekati lokasi Grojogan Sewu, kami disambut hujan yang cukup deras, padahal dari Salatiga matahari panas menyengat. Namun ternyata hujan tak berlangsung lama. Begitu sampai di lokasi parkir grojogan, hujan sudah reda (horeeee...). Setelah memarkirkan motor, kamipun segera berjalan menuju lokasi grojogan. Ada beberapa lokasi gang masuk ke arah grojogan, setidaknya saya melihat ada tiga gang. Kami melewati gang pertama dan kedua, dan memilih masuk dari gang yang ketiga. Gang ketiga ini ternyata satu lokasi dengan dengan Taman Wisata Bale Kambang yang terkenal dengan miniatur dunianya. 
Perjalanan dari lokasi pasrkir Taman Wisata Bale Kambang menuju loket masuk gorjogan mungkin sekitar 300-400 meter. Dan sepanjang perjalanan banyak toko souvenir berjajar. Sampai di pelataran loket masuk grojogan, ternyata ada tempat parkir juga. Nahhh loohh.. mungkin ini yang masuk dari gang pertama dan kedua kali yaahh .. aaahhhh.. betenya... kalo bisa parkir di depan pintu masuk, kenapa harus jalan dulu coba?!? Yaaahhh.. maklum lah, baru pertama kali (sambil manyun...hihihi) 

HTM ke grojogan bagi turis lokal adalah 15.000 rupiah (mahal juga pikirku.. karena dari beberapa air terjun yang saya kunjungi di sekitaran Salatiga, HTM-nya rata-rata 3-4 ribu per orang) , dan bagi turis asing 165.000 (yaaaahhh.. jauh lebih murah lah kalo dibanding harga buat wisman.. hhahahahahha.. -menghibur diri-) . Dari loket masuk, kita harus menuruni anak tangga yang terbuat dari batu. Jalan ke air terjun di sini sudah di tata rapi, mungkin karena saking fenomenalnya air terjun ini, sampai fasilitasnya dibuat sebagus mungkin agar pengunjung nyaman. Beda dengan air terjun yang baru saja dikenal dimana fasilitas dan akses jalannya masih belum maksimal, malah masih ada yang berupa jalan setapak tanah doank. 

Jalan menuju air terjun, udah bagus kan?!?


Nggak terlalu jauh sih lokasi air terjun dari loket masuk. Kalo jalannya rata, mungkin hanya sekitar 300-400 meter. Namun karena jalannya menurun dan berputar-putar, jadi rasanya jadi lumayan jauh. Mulai dari pelatar parkir di depan loket masuk grojogan sampai area grojogan, banyak sekali monyet-monyet berkeliaran. Maklum, tempat ini merupakan kawasan konservasi Monyet Ekor Panjang. Namun, meski monyet liar, mereka nggak galak kok sepanjang kita mematuhi aturan yang berlaku di tempat itu. Beberapa diantaranya adalah tidak berjalan di area grojogan sambil makan atau minum sesuatu, karena bisa-bisa nanti direbut sama monyetnya. Selain  itu, kalau kita membawa makanan dan minuman, sebaiknya ditempatkan dalam wadah plastik. Soalnya begitu kita merogoh sesuatu, kita akan langsung didekati si monyet, dikira mau ngeluarin makanan, padahal mau ambil kamera... Lagian, nggak mau kan kalo makanan ato minuman yang mau kita nikmatin malah direbut monyet.. 
Monyet Ekor Panjang, jinak-jinak  mereka :D

Setelah berhasil menuruni anak tangga, ada tanah lapang yang cukup luas. Di sini para pengunjung bisa menggelar tikar untuk bersantai melepas lelah dan menikmati udara hutan yang sejuk. Tapi saia memilih melanjutkan perjalanan menuju air terjun yang tinggal beberapa puluh meter lagi. Dan begitu sampai di bawah air terjun, satu kata yang terlintas di pikiran saia "waoooooooooooowwwwwww" . Benar-benar luar biasa.

Air terjun setinggi 81 meter dengan debit air yang sangat besaarrr membuat saia takjub dan kehilangan kata-kata. Saia jadi teringat air terjun-air terjun di sekitaran Salatiga yang belum lama ini saia sambangi, mereka tak ada apa-apanya dibanding Grojogan Sewu ini. Kalo diibaratkan cowok, air terjun-air terjun di sekitaran Salatiga itu macam Al Gazhali, Aliando Syarif, Shahrul Gunawan, Raffi Ahmad, bahkan mungkin ada yang macam Saiful Jamil.. hehehhe.. tapi si Grojogan Sewu ini macam Vin Diesel yang gak cuma tamvan dan tinggi, tapi juga berotot kekar, gagah, macho abis lah pokoknya.. hahahahhahaha...

Ibaratnya si Grojogan Sewu yang gede itu sebagai
Vin Diesel dan yang kecil ibarat Daus Mini
Ada dua alternatif untuk menikmati si Grojogan Sewu ini. Bisa turun langsung ke area aliran air terjun, atau bisa juga hanya melihat air terjun dari Jembatan yang letaknya di atas sungai di depan air terjunnya. Kalo pas hujan sih, memang pengunjung diharuskan untuk menikmati keindahan air terjun dari atas jembatan saja, soalnya kalo turun ke dekat air terjun, dikhawatirkan nanti hanyut terbawa arus, mengingat debit air terjun pas nggak hujan aja udah besar, apalagi pas hujan.. (bisa bayangin sendiri kan.. hehehe) . Jembatan aja bisa sampe roboh kok. Ceritanya ada dua jembatan di depan air terjun ini, yang satu roboh kena banjir, yang satu seperti di ganbar bawah ini.

Jembatan di depan si Macho Grojogan Sewu

Si Macho dari atas jembatan


Kalo pas gak hujan, pengunjung diperbolehkan turun ke area bawah air terjun. Cuman main-main, selpi-selpi ria di sekitaran aliran air sih, gak sampe bener-bener tepat di bawah air terjun. Bayangin aja berdiri di bawah guyuran air segede gitu.. Mana tahaaaaaannnn kan.. hehehehe.. cukup main di sekitarannya aja udah fun kok. Kena cipratan airnya aja udah seneng banget. Bagi yang mau foto-foto di deket air terjun ini, saran saia bawa pelindung kamera yang tahan air. Soalnya cipratan air yang kebawa angin jadi kemana-mana. Saia aja basah kuyup cuman sebentar di sono, padahal jaraknya sekitar 20 meteran dari pusat jatohnya air. Nah, kalo kamera yang ga tahan air kena hembusan air itu, apa nggak meratap ntar kitanya.. ohohohohoho...

Selpi-nya jaga jarak aja dah, biar aman

Puas main di air terjun, pengunjung bisa beristirahat di area lapang di dekat air terjun. Sekedar melepas lelah, atau bisa juga pergi ke kolam renang yang masih satu kompleks dengan air terjun. Tapi saia dan partner saia memilih untuk pulang saja, karena rencananya kami mau melanjutkan perjalanan ke Telaga Sarangan. Perjalan pulang dari air terjun memang harus dilalui dengan berjalan naik, karena datangnya tadi kita turun. Sesekali kami harus berhenti karena mas Agus yang tampak kelelahan. Naik-naik ke puncak bukit deh... (gini nih yang paling males kalo ke air terjun.. jalan pulangnya naik).

Setelah beberapa kali berhenti melepas lelah, kami akhirnya sampai di pintu keluar. Sebelum pintu keluar, ada gerbang yang menyatakan kalau kami telah melewati 1250 anak tangga dalam perjalanan masuk dan keluar area air terjun tersebut. Saia sendiri kaget, gak nyangka kalo ternyata sebanyak itu anak tangga yang telah kami lewati, pantesan capek banget rasanya.. hahahahha..

Yeeaaayyy..!!!

Keluar dari gerbang, kami menyusuri jalanan menuju area parkir kami di Taman Bale Kambang. Bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke Telaga Sarangan di kawasan Kabupaten Magetan, yang berjarak sekitar 45 menit berkenderaan dari Grojogan Sewu ini.  

Salah satu destinasi air terjun yang saia idam-idamkan untuk dikunjungi karena cerita tentang keindahan dan keeksotisannya dari orangtua saia yang pernah ke sana semasa muda, akhirnya berhasil saia sambangi juga. Semoga suatu saat nanti saia bisa kembali ke sini dengan seseorang yang saia harap menjadi pasangan hidup saia. ehehehehehe... see u next advanture... Salam Bocah Petualang :D